Event Tahunan di Kota Makassar: Wajah Budaya, Kreativitas, dan Pariwisata Kota Daeng
Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan, bukan cuma dikenal sebagai “Kota Daeng” yang kaya akan kuliner dan warisan sejarah. Lebih dari itu, kota ini tengah menjelma menjadi pusat kreativitas dan pariwisata melalui sejumlah event tahunan yang berwarna — menyuarakan budaya lokal, menggandeng generasi muda, dan membuka pintu bagi wisatawan domestik maupun internasional.
Di artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa event tahunan utama di Makassar: makna, latar belakang, daya tarik, dan bagaimana event-event ini telah membentuk identitas kota. Mari simak:
1. Makassar International Eight Festival & Forum (F8)
Apa itu F8?
Salah satu event paling ikonis di Makassar adalah Makassar International Eight Festival & Forum, atau sering disingkat sebagai F8. Nama “Eight” (delapan) bukan sekadar angka — event ini menampilkan delapan pilar seni dan pariwisata: Fashion, Food, Fiction (penulis & font), Fine Art, Folks (seni tradisional), Fusion Music, Flora & Fauna, serta Film.
Delapan tema “F” inilah yang membentuk karakter unik F8, menjadikannya festival multi-dimensional yang merangkul kreativitas dalam berbagai bentuk.
Sejarah dan Pertumbuhan
F8 pertama kali digelar pada tahun 2016. Sejak itu, festival ini menjadi agenda tahunan penting di Makassar, menumbuhkan reputasi kota sebagai pusat seni kreatif. Bahkan, F8 pernah masuk dalam daftar Top 10 Karisma Event Nusantara (KEN) berkat skala dan dampaknya.
Uniknya, di beberapa pergelaran, tiket masuk bukan dalam bentuk uang, melainkan sampah daur ulang. Pengunjung bisa masuk dengan membawa sampah plastik yang bisa didaur ulang, sebagai simbol komitmen terhadap lingkungan sekaligus kreativitas sosial.
Daya Tarik F8
- Kesenian Tradisional & Modern: Karena terdiri dari berbagai sektor seni, F8 menghadirkan pertunjukan tari tradisional Bugis/Makassar, serta musik fusion modern.
- Kuliner Lokal: Festival ini menjadi panggung kuliner khas Makassar — pengunjung bisa mencicipi coto, konro, pallubasa, dan ragam hidangan lokal lainnya.
- Literasi & Kreativitas: Ada diskusi penulisan (fiction writers), font lokal, dan talk show literasi.
- Seni Rupa & Flora-Fauna: Seni lukis, patung, dan pameran flora-fauna khas Sulawesi turut ditampilkan, menjadikan festival ini sangat kaya secara visual.
- Film: Ada pemutaran film, workshop, dan diskusi yang mempertemukan sineas lokal dan internasional.
Dampak & Signifikansi
- Pariwisata: F8 menarik ribuan pengunjung lokal dan wisatawan dari luar Makassar, memperkuat citra kota sebagai destinasi budaya.
- Ekonomi Kreatif: Banyak pelaku UMKM (kuliner, kerajinan, fashion) yang terlibat, meningkatkan pendapatan kreatif masyarakat. Portal Resmi Pemerintah Kota Makassar
- Kesadaran Lingkungan: Konsep tiket daur ulang menanamkan pesan keberlanjutan pada pengunjung.
- Identitas Lokal: F8 memperkuat rasa kebanggaan terhadap warisan budaya Makassar dan Sulawesi Selatan.
2. Festival Bulan Budaya Kota Makassar
Deskripsi & Sejarah
Festival Bulan Budaya Makassar adalah agenda tahunan yang digelar setiap 1 April, menandai peringatan Hari Kebudayaan Kota Makassar. Pada festival ini, masyarakat Makassar merayakan warisan budaya lokal melalui beragam kegiatan selama satu bulan penuh.
Wali Kota Makassar menyebut festival ini sebagai momentum memperkuat kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif.
Aktivitas & Program
Selama sebulan, berbagai acara digelar oleh Dinas Kebudayaan Kota Makassar, antara lain:
- Parade Karnaval Budaya: Dengan kostum adat Bugis-Makassar, tarian tradisional, dan musik rakyat mengisi jalan-jalan kota.
- Pameran Budaya: Dari aksara Lontara, kain sutra Bugis-Makassar, hingga seni tradisional dipamerkan untuk edukasi publik.
- Kuliner Tradisional: Stand kuliner khas Makassar disiapkan agar pengunjung bisa mencicipi warisan rasa lokal.
- Edukatif Budaya: Kegiatan edukasi seperti pengenalan aksara Lontara di sekolah, workshop kerajinan, dan seminar kebudayaan.
- Pertunjukan Seni: Musik tradisional, tari, dan drama lokal menjadi bagian dari puncak acara festival.
Filosofi & Tujuan
- Pelestarian Identitas Lokal: Festival ini menegaskan bahwa budaya bukan hanya seni, tetapi jati diri masyarakat Makassar.
- Persatuan Melalui Keberagaman: Wali kota menyebut perbedaan budaya sebagai perekat persatuan, bukan pemisah.
- Pemberdayaan UMKM & Seni: Pengusaha kreatif lokal, musisi, dan seniman diberikan panggung dan ruang kolaborasi.
- Penguatan Kurikulum Lokal: Integrasi nilai-nilai lokal seperti aksara dan kain tradisional ke dalam pendidikan.
3. Makassar International Marching Fest (MIMF)
Latar Belakang
Salah satu event tahunan yang relatif baru namun ambisius adalah Makassar International Marching Fest (MIMF). Pada tahun 2025, event ini digelar dari 2 hingga 6 Juli, di mana pembukaannya berlangsung di Pantai Akkarena, dan kompetisi berlangsung di Lapangan Karebosi serta parade di sekitar Balai Kota Makassar.
Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, secara resmi membuka MIMF 2025. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa event ini bukan hanya kompetisi marching band, tetapi juga wadah promosi kota Makassar — sebagai perpaduan antara olahraga, seni pertunjukan, dan pariwisata.
Partisipasi & Peserta
MIMF 2025 menarik perhatian luas: 1.460 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia, khususnya wilayah Sulawesi. Kompetisi diadakan di beberapa venue strategis, dan parade keliling membawa semangat marching ke jantung kota.
Signifikansi & Manfaat
- Karakter Generasi Muda: Pemerintah kota melihat MIMF sebagai sarana membangun karakter generasi muda yang tangguh, kreatif, dan sportif.
- Pariwisata Kota: Parade dan pertunjukan di tempat publik (seperti Losari dan Karebosi) menarik warga dan wisatawan, meningkatkan visibilitas Makassar.
- Peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah): Dengan skala nasional/internasional, event ini diharapkan turut mendongkrak pendapatan lokal melalui kegiatan pendukung seperti kuliner, suvenir, dan penginapan.
- Aspirasi Tahunan: Wakil wali kota mendorong MIMF menjadi agenda rutin tahunan karena dampaknya yang positif bagi kota.
4. Makassar Culinary Night (MCN)
Sekilas Tentang MCN
Makassar Culinary Night adalah event kuliner tahunan yang sangat dinantikan. Menurut situs pariwisata Indonesia, MCN kembali digelar pada 25–27 April 2025 di Monumen Mandala Makass Tema tahun 2025 adalah “Nostalgia”, merayakan perjalanan event ini sejak awal digelar dan mengenang momen-momen kuliner populer Makassar.
Aktivitas & Fitur
- Cooking Class & Demo Memasak: Koki lokal mengajak pengunjung untuk belajar memasak hidangan khas Makassar.
- Pertunjukan Musik Live: Live music mengiringi suasana malam sambil menikmati makanan.
- Area Piknik & Sunset: Ada area piknik terbuka dan spot sunset yang Instagramable, menciptakan suasana santai dan ramah keluarga.
- Food Court dan UMKM Lokal: Stan UMKM kuliner lokal yang telah dikurasi dengan teliti menampilkan produk makanan berkualitas — dari tradisional hingga kontemporer.
- Sadar Lingkungan: MCN menekankan praktik ramah lingkungan, terutama terkait pengurangan sampah plastik.
Mengapa MCN Penting?
- Mengangkat Kuliner Lokal: Makassar dikenal sebagai “kota makan enak” — MCN adalah panggung ideal untuk menonjolkan keunikan kuliner Makassar.
- Pemberdayaan Komunitas Lokal: Usaha mikro kuliner lokal mendapat kesempatan luas untuk dikenal dan tumbuh.
- Wisata Malam & Budaya Santai: Suasana malam yang santai dan romantis di Monumen Mandala menarik wisatawan maupun warga lokal.
- Kesadaran Ekologis: Fokus MCN pada pengurangan sampah menanamkan nilai berkelanjutan pada pengunjung.
5. Festival Muara – Panggung Sungai, Laut, dan Budaya Lokal
Konsep & Visi
Baru-baru ini, Pemerintah Kota Makassar merancang sebuah event baru bernama Festival Muara. Event ini bertujuan menjadi ikon kota: merayakan titik pertemuan sungai dan laut (muara), sekaligus menghidupkan tradisi serta seni lokal di kawasan pesisir dan bantaran sungai.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyatakan bahwa Festival Muara akan memanfaatkan potensi budaya dan alam pesisir sebagai panggung utama — menampilkan tarian, musik tradisional, pertunjukan adat, dan seni lokal.
Lokasi Potensial
Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang, yang bermuara ke laut, diproyeksikan menjadi lokasi strategis acara. Daerah pesisir dan bantaran sungai sangat cocok untuk menciptakan panggung alami yang dramatis, sekaligus menjadi ruang ekspresi budaya.
Makna Budaya
- Pelestarian Warisan Lokal: Festival ini diharapkan menjadi sarana revitalisasi seni dan tradisi pesisir Makassar.
- Identitas Kota: Dengan menghadirkan kegiatan di muara, Makassar menegaskan dirinya sebagai kota tepi air yang berakar kuat pada alam dan budaya pesisir.
- Kolaborasi Komunitas: Perlu melibatkan budayawan, komunitas seni lokal, UMKM pesisir, serta nelayan agar festival bisa menjadi milik bersama.
- Pariwisata dan Edukasi: Selain hiburan, Festival Muara bisa menjadi medium edukasi tentang ekologi sungai dan laut, serta pengenalan tradisi lokal kepada wisatawan.
6. KIM Fest – Public Information Community Festival
Profil Event
KIM Fest (Public Information Community Festival) adalah salah satu event tahunan yang digelar di Makassar dengan dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Makassar dipilih menjadi tuan rumah KIM Fest 2024, menunjukkan kapasitas kota ini sebagai pusat komunitas informasi publik.
“KIM” di sini singkatan dari Kelompok Informasi Masyarakat, kelompok yang aktif menyebarkan informasi melalui media lokal ataupun komunitas. Festival ini menjadi wadah bagi KIM dari berbagai daerah untuk berkumpul, berbagi pengalaman, dan memperkuat peran informasi masyarakat.
Ragam Kegiatan
- Workshop & Seminar: Kegiatan edukatif terkait informasi publik, literasi media, dan teknologi komunikasi.
- Pameran Komunitas: Stand komunitas KIM dari berbagai kota, memperkenalkan karya dan program mereka.
- Pertunjukan Seni & Budaya: Penampilan lokal sebagai bagian dari festival komunitas, menjembatani informasi dan budaya.
- Kolaborasi Pemerintah & Masyarakat: Pemerintah Kota Makassar mendukung penuh KIM Fest sebagai bagian dari strategi transparansi dan literasi publik.
Manfaat & Dampak
- Peningkatan Literasi Publik: Masyarakat makin sadar akan pentingnya informasi yang akurat, media lokal, dan partisipasi publik.
- Penguatan Komunitas Lokal: Kelompok KIM mendapat kesempatan berguru dan berbagi praktik baik dengan komunitas lain.
- Citra Kota: Makassar sebagai kota yang peduli pada informasi publik dan partisipasi warga.
- Pengembangan Media Lokal: KIM lokal bisa tumbuh dan berkembang, bahkan menjalin kolaborasi dengan stakeholder pemerintah.
7. Festival Gerakan Cinta Budaya (GCB)
Sekilas Tentang GCB
Menurut laporan Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Festival Gerakan Cinta Budaya adalah agenda rutin tahunan yang melibatkan masyarakat lokal di tingkat kelurahan, terutama di sembilan kelurahan kecamatan Ujung Tanah.
Festival ini dirancang sebagai sarana partisipasi warga untuk melestarikan budaya melalui kompetisi dan pertunjukan seni tradisional.
Bentuk Kegiatan
- Lomba Menyanyi Solo Lagu Tradisional: Warga lokal diikutsertakan untuk menampilkan lagu tradisional Makassar secara solo.
- Kompetisi Seni Lokal: Talenta seni lokal seperti penyanyi, penari, dan seniman tradisional mendapat panggung untuk mengekspresikan bakat.
- Panggung Komunitas: Acara ini diadakan di tingkat kelurahan dan kecamatan, memperkuat akar budaya di komunitas paling dasar.
Makna & Tujuan
- Pelestarian Budaya Lokal: Dengan melibatkan warga kelurahan, festival ini menjaga tradisi agar tidak hilang di generasi muda.
- Pemberdayaan Komunitas: Mendorong kolaborasi antara pemerintah kota dan warga dalam merawat budaya.
- Identitas Kota: Memperkuat kesadaran budaya sebagai bagian dari identitas Makassar.
- Agenda Tahunan Resmi: Karena telah tercantum di kalender event Pemkot Makassar, GCB menjadi bagian dari strategi kebudayaan kota.
8. Bigvakansi Powered by Watch On Fest
Pengantar Event
Salah satu festival pop-culture yang sangat digemari oleh generasi muda Makassar adalah Bigvakansi Powered by Watch On Fest. Festival ini muncul sebagai ekspresi kreatif anak muda Makassar dan telah menjadi bagian dari kalender event tahunan.
Untuk tahun 2025, festival ini dijadwalkan pada 25 September 2025 di area Parking Lot Phinisi Point Mall Makassar.
Siapa yang Terlibat
Line-up tahun ini sangat menarik: musisi nasional seperti .Feast, Hindia, The Panturas, Perunggu, Sal Priadi, serta talenta lokal Makassar seperti Ratee, Paradivya, dan Kirv hadir sebagai guest star.
Selain itu, festival ini juga menjadi panggung bagi kreator muda lintas disiplin, memperlihatkan karya seni, musik, dan kolaborasi generatif antar generasi.
Nilai & Dampak
- Kolaborasi Kreatif Anak Muda: Bigvakansi adalah wadah bagi kreator muda Makassar untuk memperlihatkan karya mereka di kancah lokal dan nasional.
- Publik Hiburan Berkualitas: Menghadirkan artis nasional sekaligus lokal, festival ini menarik banyak pengunjung dari Makassar dan sekitarnya.
- Penguatan Ekosistem Kreatif: Memberi ruang bagi kolaborasi UMKM, musisi, seniman visual, dan industri kreatif Makassar.
- Identitas Kota yang Dinamis: Makassar tidak hanya kota bersejarah dan kuliner, tetapi juga kota kreatif modern yang relevan dengan generasi muda.
9. Lihat ke Depan: Potensi Event Tahunan Lain di Makassar
Selain event-event di atas, Makassar memiliki potensi besar untuk mengembangkan event-event tahunan lainnya:
- Pengembangan Festival Muara – Seperti disebutkan di atas, Festival Muara bisa menjadi proyek strategis jangka panjang. Jika dikembangkan dengan baik, bisa menjadi ikon kreatif dan pariwisata kota.
- Festival Kuliner Khusus Tematik – Makassar adalah kota kuliner. Event kuliner tematik (misalnya festival konro, festival laut, atau festival kuliner pesisir) bisa terus dikembangkan.
- Kolaborasi Pariwisata Alam – Festival alam di kawasan pesisir, sungai, mangrove, atau pulau sekitar Makassar bisa menyatukan elemen pariwisata alam dan budaya.
- Event Teknologi & Kreatif – Dengan semakin majunya ekosistem kreatif, Makassar bisa menjadi tuan rumah konferensi startup, hackathon kreatif lokal, atau festival digital.
10. Tantangan dan Strategi Sukses
Menyelenggarakan event tahunan besar tentu tak lepas dari tantangan. Berikut beberapa tantangan dan strategi agar event di Makassar bisa berkelanjutan dan semakin berkembang:
Tantangan
- Pendanaan & Anggaran: Event besar seperti F8 atau MIMF membutuhkan dana besar untuk produksi, pengamanan, dan promosi.
- Infrastruktur: Venue, transportasi, dan fasilitas pendukung (toilet, tempat sampah, parkir) harus disiapkan dengan matang.
- Partisipasi Komunitas: Agar budaya lokal tidak hanya ditampilkan secara permukaan, partisipasi masyarakat harus nyata dan berkelanjutan.
- Pemasaran & Branding: Untuk menarik wisatawan nasional dan internasional, event perlu dipromosikan dengan strategi pemasaran yang kuat.
- Keberlanjutan Lingkungan: Event besar menghasilkan sampah dan dampak lingkungan — butuh rencana pengelolaan yang bertanggung jawab.
Strategi
- Kolaborasi Publik-Swasta: Mendorong kemitraan antara pemerintah, sponsor swasta, dan komunitas lokal untuk mendukung pendanaan dan operasional event.
- Program Edukasi & Pelatihan: Menyelenggarakan workshop untuk komunitas lokal agar mereka bisa menjadi pelaku aktif dalam event (bukan hanya penonton).
- Infrastruktur Ramah Lingkungan: Menyediakan lokasi yang ramah lingkungan, sistem daur ulang sampah, penggunaan material ramah lingkungan, dan transportasi publik saat event.
- Pemasaran Digital: Menggunakan media sosial, influencer lokal, dan kolaborasi dengan travel blogger untuk mempromosikan event ke audiens yang lebih luas.
- Monitoring & Evaluasi Berkala: Mengukur dampak event dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan agar pelaksanaan selanjutnya bisa semakin baik.
11. Mengapa Event Tahunan Ini Penting untuk Identitas Makassar
Mengapa event-event tahunan ini sangat penting bagi Makassar?
- Memperkuat Identitas Kota
Event seperti F8 dan Festival Bulan Budaya mengukuhkan citra Makassar sebagai kota budaya yang dinamis. Identitas Makassar bukan sekadar kuliner atau pantai, tetapi sebagai kota kreatif dengan akar budaya yang kuat.
2. Mendorong Pariwisata
Event-event besar menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Ini tidak hanya meningkatkan kunjungan wisata tetapi juga memperpanjang durasi tinggal wisatawan di Makassar, membuka peluang ekonomi bagi perhotelan, restoran, dan transportasi.
Dengan melibatkan seniman lokal, UMKM, komunitas KIM, dan komunitas pemuda, event tahunan memberi ruang nyata bagi pemberdayaan sosial-ekonomi.
4. Inspirasi Generasi Muda
Festival kreatif seperti Bigvakansi dan MIMF menjadi wadah bagi anak muda Makassar untuk menyalurkan kreativitas, membangun karakter, dan berkolaborasi secara nasional maupun internasional.
- Keberlanjutan Budaya & Lingkungan
Konsep seperti tiket daur ulang atau tema budaya lokal menunjukkan bahwa Makassar tidak hanya ingin membuat acara besar, tetapi juga peduli akan nilai-nilai jangka panjang: budaya lestari dan lingkungan yang terjaga.
Kesimpulan
Kota Makassar, dengan julukan “Kota Makan Enak” dan warisan sejarahnya yang kaya, saat ini memperlihatkan transformasi menjadi kota festival kreatif. Melalui event tahunan seperti F8, Makassar International Marching Fest, Makassar Culinary Night, Festival Bulan Budaya, KIM Fest, Festival Gerakan Cinta Budaya, dan Bigvakansi, kota ini tidak hanya menjaga akar budaya, tetapi juga membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi kreatif, kolaborasi generasi muda, dan pariwisata modern.
Setiap event membawa nilai unik: ada yang menonjolkan seni tradisional, ada yang merayakan kreativitas anak muda, ada pula yang fokus pada edukasi dan literasi publik. Bersama-sama, event-event ini membentuk narasi baru untuk Makassar — bukan hanya sebagai kota kuliner atau sejarah, tetapi sebagai pusat kehidupan kreatif yang relevan di era sekarang.
Di masa depan, dengan dukungan infrastruktur, pendanaan, dan kolaborasi publik-swasta yang tepat, Makassar bisa semakin menegaskan posisinya sebagai kota festival internasional. Event-event seperti Festival Muara dapat menjadi ikon baru yang tak hanya menarik wisatawan, tetapi juga menjadi simbol identitas lokal dan keberlanjutan.
